Jumat, 13 April 2012

Anda Adalah Apa yang Anda Pikirkan

Trihamas Finance Wonosobo_ "You are what You think" Anda adalah apa yang Anda pikirkan. Demikianlah sebuah ungkapan yang sering kali terlontar hampir dari setiap motivator ketika sedang memberikan pelatihan maupun seminar diberbagai kesempatan. 

Acapkali kita mungkin sangat memahami dan sadar arti dari kalimat tersebut, kendati demikian acapkali juga kita sering mengabaikannya. Sehingga yang terjadi adalah ungkapan keluhan dan alasan-alasan yang kita buat sendiri ketika menghadapi persoalan-persoalan atau hambatan-hambatan  dilapangan terkait kerja kita.

"Anda adalah apa yang Anda pikirkan", jika kita berfikir yang kemudian dalam taraf berfikir tersebut meyakini kemudian dibarengi ada usaha yang maksimal tentu akan berbuah hasil, meski mungkin saja tidak sempurna seperti dalam angan dan harapan. Akan tetapi jika belum juga dalam tahap mencoba saja, kita sudah lebih condong mengedepankan alasan serta keluhan-keluhan maka niscaya yang terjadi adalah sebuah kegagalan (gatot;gagal total).

Konon ucapan kita adalah doa, maka seyognya kita sebaiknya berhati-hati dalam berucap, karena setiap ucapan kita mengandung doa. Jika kita berfikir bisa maka bisa, jika sebaliknya jika berfikir tidak bisa maka yang terjadi seperti yang kita katakan.

Ada sebuah kisah yang senantiasa menginspirasi saya atau dengan lain kata selalu menjadi pengingat manakala sedang menghadapi hambatan maupun persoalan ketika dalam tugas sebagai karyawan.

Dikisahkan disebuah negara maju, terdapat perusahaan sepatu yang ingin mengembangkan usahanya dengan berencana membuka pabrik sepatu di negara lain. Maka suatu hari bos dari perusahaan tersebut memberi kesempatan kepada dua orang tenaga surveyor yang dianggap paling baik diantara yang lainnya untuk melakukan riset pasar di negara yang telah ditunjuk. 

Dua orang surveyor pilihan, dengan latar belakang yang masing-masing sama, fasilitas yang sama, dan negara yang dituju juga sama, kemudian berangkat ke salah satu negara di benua afrika untuk melakukan survey. Setelah sekian waktu mereka  mempelajari, mengamati, menganalisa secara cermat sebagaimana tugas sebagai seorang surveyor maka sudah saatnya mereka kembali ke negara dan perusahaan tempat mereka bekerja dengan membawa masing-masing hasil dari survey.

Hari yang dinanti pun tiba, "Coba laporkan pada saya!", bagaimana hasil anda setelah melakukan riset pasar disana". Kata bos kepada surveyor kesatu setelah duduk dihadapannya. Dengan wajah yang lesu, "Begini bos, setelah saya melakukan survey di negara tersebut, rasanya kita tidak mungkin dan bahkan mustahil mendirikan pabrik sepatu disana!". "Lho memangnya kenapa?", tanya bosnya menyela. "Jangan kata sepatu bos!, sandal pun mereka tidak mengenal!", dibudaya  mereka tidak terbiasa memakai sepatu maupun sandal, menurut saya kalau kita paksakan  mendirikan pabrik sepatu disana kita bisa bangkrut!". kata sang surveyor kesatu dengan yakinnya. "O, begitu?" kata bos sembari manggut-manggut. "Baiklah, terimakasih atas kerja keras Anda selama disana, sekarang silahkan anda keluar dari ruangan saya, dan tolong panggilkan rekan Anda.

Tak selang berapa lama surveyor kedua pun masuk. "Bagaimana hasil survey Anda setelah sekian waktu disana?". Tanya si bos. Dengan wajah cerah serta mata berbinar-binar, "Wah bos!" luarbiasa luarbiasa!". "Apanya yang luarbiasa!", sahut bosnya tidak mengerti. "Begini bos, setelah saya melakukan survey di negara tersebut hampir sebagian besar penduduk disana tidak terbiasa memakai sepatu dan sandal!", coba bayangkan jika kita dirikan pabrik disana dan kemudian kita ajarkan kepada mereka  bagaimana pentingnya sepatu dan sandal bagi kesehatan, wah ... kita akan kaya raya bos!", kata serveyor kedua dengan semangatnya.

Kita bisa lihat, dua orang dengan latarbelakang yang sama, tapi memiliki sudut pandang yang berbeda. Yang surveyor satu berfikir negatif sedang yang surveyor kedua berfikir positif, maka hasilnya pun berbeda. (an_Thf)

Semoga bermanfaat, wassalam.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar