santai sembari menanti |
Trihamas Finance Wonosobo _ Berawal dari sebuah perkenalan yang tulus akhirnya membuahkan hasil yang bagus.
Demikianlah mungkin gambaran kami, ketika harus memberi informasi Perusahaan Trihamas Finance Wonosobo kepada orang-orang yang kami sengaja kunjungi. Dan kemudian mulai menjalin kerjasama.
Hampir seminggu sekali, disela-sela kunjungan ke para pemilik ke rumah-rumah kami sengaja kembali mendatangi tempat-tempat ngetem para sopir angkot di Kota Wonosobo, terutama terminal pasar Wonosobo karena seringnya bertemu kami akhirnya jadi saling mengenal, sebetulnya tujuan utama kami tak lain mencoba menanamkan brand dibenak mereka, jika ingin berhutang datang saja temui kami hehe. Ingin dana? kami siap bersedia, buka usaha? dengan senang hati tangan kami terbuka, beli mobil? kami layani dengan suka cita.
Disana berbagai jurusan hampir ada baik angkot maupun angkudes, Wonosobo - Garung, Wonosobo - Kertek, Wonosobo - Sawangan, Wonosobo - Leksono dan lain sebagainya. Tidak mudah memang menanamkan benak ke mereka, karena hampir sebagian besar dari mereka hanya sebatas sopir bukan pemilik armada, namun harapan kami mereka (para sopir) bisa menyampaikan ke pemilik/juragan angkot mereka bila memerlukan dana.
Tapi tidak sedikit dari mereka ada juga yang memang membawa angkotnya sendiri. Sudah dapat diterka jika demikian tentunya pendapatan perhari jauh lebih banyak lagi. Ngopi bareng, ngrokok bareng atau hanya sekedar ngobrol-ngobrol ringan sembari menunggu giliran sesuai nomor urut, bersama mereka seperti melihat sebuah etalase kecil dari sebuah rutinitas disudut kota dan tentu saja cukup menyenangkan kendati terkadang obrolan mereka cenderung diluar kontrol, "Maaf Mas, beginilah kami orang jalanan!", kata salah satu dari mereka dalam sebuah kesempatan.
Kedekatan kami semata-mata untuk menjembatani akan sebuah keinginan, begitu istilah kami. Artinya cukup banyak dari mereka sebetulnya ingin mengambil dana atau dengan kata lain mereka ingin berhutang tapi bingung mau dibuat untuk apa?, ada juga yang ingin berhutang tapi takut karena tidak pernah berhutang dalam jumlah yang cukup besar. Meski secara kapasitas mereka lebih dari cukup untuk mengangsur tiap bulan dari hasil setoran.
Disinilah tantangan yang cukup menarik untuk kami pecahkan dengan cara membuka paradigma bagaimana mensikapinya, berani berhutang pada sebuah lembaga keuangan tapi dengan catatan benar-benar untuk sebuah perubahan menuju kemajuan. Bagi yang memang ingin membuka usaha selain dari penghasilan angkotnya kami berusaha pelan-pelan masuk mencoba memberi gambaran yang paling sederhana.
Selama ini hasil dari mereka nyaris tidak berwujud, selain habis untuk keperluan sehari-hari dan hal-hal yang tidak penting dalam keseharian mereka. Atau dengan kata lain hampir sebagian dari mereka pengakuannya tidak pernah bisa mengumpulkan hasil dari angkot selama bertahun-tahun, artinya tidak pernah ada kemajuan selain rutinitas setiap hari yang dijalani.
Nah kami mencoba memberi ilustrasi, seandainya saja mereka berhutang dan kemudian dibelikan ternak atau mungkin membuka usaha warung buat kesibukan istrinya maka akan ada hasil yang lebih lagi. Dari setoran sebagian untuk mengangsur sedang dari usaha sampingan dapat untuk keperluan tiap harinya. Sehingga tanpa disadari mereka sebenarnya telah menabung atau memiliki aset baik dalam wujud benda atau sebuah usaha.
"Jangan takut berhutang, selama itu untuk perubahan kemajuan", kata kami berusaha membuka pola pikir mereka. "Tapi jangan sekali-kali berhutang, jika hanya untuk bersenang-senang!" kata kami mencoba mengingatkan.
Kediaman Pak Slamet, Tosobo, Mojotengah, Wonosobo |
Akhirnya satu persatu mulai tertarik membuka diri. Seperti salah satu pemilik angkot jurusan Wonosobo - Bansri - Sojopuro ini yang kebetulan disopiri sendiri tertarik menjalin kerjasama dengan kami.
Pak Slamet demikian sapaan akrabnya, lelaki yang hampir setengah baya usianya asal Desa Tosobo, Mojotengah, Wonosobo ini sudah sejak tahun 2004 membawa angkotnya sendiri.
Dan sekarang berencana mencari penghasilan dari usaha sampingan berupa warung untuk istrinya tercinta. "Semoga sukses ya Pak!". (an_Thf)
Dan sekarang berencana mencari penghasilan dari usaha sampingan berupa warung untuk istrinya tercinta. "Semoga sukses ya Pak!". (an_Thf)
Wassalam
1 komentar:
baiknya awak punya idea boleh menolong orang yang ingin maju saya adalahlah anak wonosobo yg dah lama tinggal kat malaisya saya menyokong usaha anda teruskan
\
Posting Komentar